Friday, March 30, 2007

THE POWER OF ACTION

Pernah nggak sih kita berpikir gimana caranya bola lampu dan pesawat terbang ditemukan? Semua itu butuh pemikiran yang dalam. Prosesnya juga bener-bener menguras tenaga dan menciptakannya juga butuh berlembar-lembar kertas berisi ide-ide rancangan dan perencanaan. Belum lagi kalo ada cemoohan dari sekeliling kita yang katanya “nggak mungkin” itu bener-bener bikin kita down. Butuh mental yang kuat juga kan?

Bener nggak kalo pemikiran yang dalam dan perencanaan yang matang membuat penemuan besar dunia lahir? Bener banget. Tapi sebenernya nih, faktor kuncinya adalah Thomas Alva Edison dan Wreight bersaudara gimana mereka bisa menemukan penemuan besar adalah karena mereka bergerak, berbuat untuk “melakukan” sesuatu.

“Action!”, inilah yang ngebuat ide kita berubah jadi kenyataan. Sebesar dan sehebat apapun rencana kita, kalo tanpa ”Action” apa gunanya?

Kata bijak mengatakan :

Rencanakan pekerjaanmu dan kerjakan rencanamu.”

Semua pekerjaan belum tentu sesuai dengan rencana. Realitas yang sering kita temukan sering kali berbeda dengan rencana awal. Bukan rencana kita yang salah, tapi rencana dan realitas itu memang seperti peta dan medan aslinya. Kalau di peta kita bisa melihat jalan berwarna merah dan sungai berwarna biru, itu tidak seperti aslinya. Jalan berwarna hitam dan mungkin aspalnya rusak. Terus sungainya berwarna cokelat dan banyak sampahnya. Hal-hal seperti itu nggak mungkin kita dapatkan di peta kan?

Nah karena itulah, orang yang berani dan pernah melakukan sesuatu pasti akan berbeda dengan orang yang berangan-angan saja.


No Action Talk Only!”


Dari action, kita akan mendapat kekuatan tersendiri untuk menjadi lebih baik. Mencoba melakukan sesuatu, mewujudkan ide dan menjalankan rencana tidak selamanya manis. Tapi justru karena itulah kita tidak seharusnya kebanyakan berpikir untuk mencoba, mencoba dan mencoba..

Kita dapat belajar dari bagaimana bangsa ini memperoleh kemerdekaan. Berpikir, amenyusun strategi dan mengangkat bambu runcing, tanpa pikir panjang seberat apa medan, semenakutkan apa musuh dan cemooh orang. Itulah aksi , tidak selalu sebanding antara hasil dan energi yang kita keluarkan. Namun, tidak akan ada sesuatu terwujud tanpa aksi. Terkadang malah sesuatu tercapai karena himpunan aksi-aksi sepele dan mungkin oleh kita nggak dianggap berarti. Kemerdekaan Indonesia tidak diraih hanya dengan pembacaan teks proklamasi. Namun, mereka-mereka yang berjuang dengan sebilah pedang dan bambu runcing yang sering kita anggap nggak ada artinya, mereka memiliki kontribusi besar terwujudnya Indonesia merdeka.

Beraksi! Bukan hasil ukurannya, tapi seberapa maksimal kita mengusahakannya. Jangan pernah remehkan aksi kita. Sekecil apapun itu. Jangan pernah bangga punya banyak ide dan gagasan, jangan puas dengan rencana-rencana yang kita buat. Lanjutkan dengan aksi. Aksi. Aksi!!!

Yang perlu kita sadari adalah selalu ada dua kemungkinan dari aksi yang kita lakukan. “gagal” atau “berhasil”. Adakah masalah dari keduanya? Jawabannya : tidak. Kalau kita berhasil maka kita akan lebih percaya diri dalam melakukan aksi-aksi berikutnya. Kalaupun kita harus gagal kita tetap akan mendapatkan sesuatu, yaitu pengalaman. Begitu? Bukankah :


Pengalaman adalah guru yang terbaik.”


Oh ya, ada satu catatan penting lagi, tidak ada satupun kegagalan yang tidak berujung “Sukses”’ kecuali kita menyerah sebelum menemukan sukses itu.

Lets Action! Do Something! Whatever with everything! Jangan pernah menunda, kita tidak tahu apakah sesuatu yang kita miliki hari ini, besok juga akan tetap menjadi milik kita. Termasuk juga semangat kita hari ini.

Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu,”Aku pasti melakukan itu besok pagi,” kecuali (dengan mengatakan), “Insya Allah”… [Quran 18 : 23-24]


Menuntut diri kita untuk beraksi bukan berarti memaksakan keadaan. Kita berusaha dalam batas-batas kemampuan kita, Allah yang menentukan. Karena Dia lebih tahu apa yang akan terjadi pada diri kita.

Belajarlah dari air di sungai, yang tak pernah puas hanya berhenti mengendap, yang tak pernah banyak berpikir untuk mengalir. Berjalan dan bergerak, hanya itu satu-satunya cara yang memungkinkan ia sampai di muara, samudera. Batu pertama yang menghalangi alirannya akan menjadi bekal untuk batu-batu berikutnya. Tebing pertama yang memaksanya terjun akan menjadi bekal untuk tebing-tebing selanjutnya.

Tidak perlu banyak berpikir berapa jauhnya laut. Cukup yakin, tak ada muara yang lebih rendah selain laut, tak ada ujung yang lebih tinggi dari SUKSES.

Orang besar adalah orang yang punya impian besar, rencana kerja besar & action besar”


Jangan pula berpikir untuk berhenti di tengah-tengah. [Edited by : Respati Nurbawati, SMA 1 Purwokerto]

No comments: